Jumat, 10 Juni 2011

Happiness....

"Things don't always go as well as you might like...there are times when things might not even work out at all..but the first time you feel those precious emotions I'm sure that's something that you have to treasure....and every single one of those feelings...leads us that bit further onward, towards the future..."
yup hidup itu memang tidak bisa ditebak, namun jika kita bisa menikmati hidup yang sebentar ini kita akan mensyukuri semua yang telah kita dapatkan....mungkin pencapaian dalam hidup menurut masyarakat dihitung atas kekuasaan, ilmu dan kekayaan apa keimanan juga termasuk?...namun menurut gw inti dari ketiga hal tersebut adalah kesenangan dalam hidup...namun sebenarnya apakah arti kesenangan itu? punya harta banyak? bisa mengatur masyarakat luas? menjadi seorang figur? yah jawabanya mungkin akan berbeda-beda untuk setiap orang...tapi buat gw, dengan bisa memiliki teman/pasangan mungkin bisa jadi alasan untuk kita agar tetap hidup....namun sampai saat ini gw akan terus mencari apakah arti kesenangan yang sesungguhnya...

Minggu, 02 Januari 2011

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan


G.Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan


Pengertian Masyarakat
Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :

1. R.Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
2. MJ.Herkovits : masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
3. J.L.Gilian : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil
4. S.R.Steinmetz : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
5. Hasan Sadily : masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.


Dalam arti luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya.


Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :

1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.


Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :

1. Masyarakat paksaan
2. Masyarakat merdeka, yagn terbagi dalam :
1. Masyarakat nature
2. Masyarakat kultur


Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :

1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
5. Interaksi yang terjal lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota

Perbedaan desa dan kota

1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional


Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

1. Wisma
1. Dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
2. Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
2. Karya
3. Marga
4. Suka
5. Penyempurna


Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.

Masyarakat Pedesaan Yang dimaksud dengan desa menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain. Menurut paul H.Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi)


Ciri-ciri masyarakat desa antara lain :

1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya


Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :

1. Konflik
2. Kontraversi
3. Kompetisi
4. Kegiatan pada masyarakat pedesaan

H.Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

Ilmu Pengetahuan

“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.

Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ;
1. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
2. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya.
3. Aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan


Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas
2. Artifisialitas
3. Otomatisme
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme
6. Universalisme
7. otonomi

Teknologi yang berkembang dengan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional
3. Teknik meliputi bidang manusiawi
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.

Kemiskinan
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia

Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.

Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsur :
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan



Contoh Studi Kasus

Pengembangan model pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan


 Program-program pengentasan kemiskinan yang dilakukan masih belum maksimal dalam menurunkan angka kemiskinan. Selama periode 2001-2008, jumlah penduduk miskin berfluktuatif dari tahun ke tahun. Seperti tahun 2005 dan 2006, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis, yaitu menjadi 7,14 juta orang atau 19,95 persen pada tahun 2005 dan 7,68 juta orang atau 21,09 persen pada tahun 2006. Kenaikan angka kemiskinan terkait dengan kebijakan pemerintah, yaitu kenaikan BBM. Jika dibandingkan dengan tahun 2001 jumlah penduduk miskin  tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 8% (BPS Prop. Jatim, 2008).
Program-program pengentasan kemiskinan di Jawa Timur di antaranya: Gerdutaskin (1997), PPWT (1998), PKPS BBM (2003; 2005), PAM DKB (2006), PNPM Mandiri (2008). Empat program pertama sebagian besar bersifat top-down, sedangkan program yang terakhir (PNPM) Mandiri lebih ditekankan masyarakat yang lebih berperan aktif mulai pemilihan program hingga monitoring dan evaluasinya (monev). Program-program yang bersifat top-down tingkat keberhasilannya rendah, karena masyarakat sasaran program tidak dilibatkan dalam menentukan program dan tidak terlibat dalam monev. Masyarakat merasa mendapatkan hibah dari pemerintah dan tidak perlu mengembalikan lagi (khususnya program kredit usaha mikro). Dengan demikian perguliran dana akan terhenti. Program-program yang bersifat murni bottom-up pun masih belum optimal, meskipun tingkat kegagalannya tidak sebesar top-down. Masyarakat sasaran program adalah masyarakat kurang mampu dalam segala aspek, sehingga dalam penentuan program dan monev tidak semuanya ditentukan oleh penerima program.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi program-program kemiskinan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) tahun 2003 dan 2005 oleh UP3D LPPM ITS, menunjukkan bahwa tingkat efektifitas program masih tergolong rendah, di beberapa program masih terdapat ketidaktepatan jumlah, waktu dan sasaran. Hasil yang sama pada monitoring dan evaluasi program PAM DKB, yaitu tingkat efektifitas program masih rendah (UP3D, 2006).
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan kombinasi top-down dan bottom-up dalam menentukan program kemiskinan. Pada proses penentuan program masyarakat dilibatkan, namun pada saat penentuan program, masyarakat harus dibantu oleh ahli (expert) yang mengerti dengan permasalahan yang ada di lokasi. Model-model seperti ini diperkirakan akan meningkatkan keberhasilan dalam pengentasan kemiskinan. Penelitian yang mengembangkan proses ini diantaranya: penelitian untuk bidang lingkungan berkenaan dengan air bersih dan sanitasi (water and sanitation: WATSAN) khususnya di perdesaan di Jawa Timur (Soedjono et al., 2006; 2007; 2008). 
Penelitian dilakukan di Desa Sumberdodol, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan dan Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Pemilihan kabupaten yang berbeda bertujuan mendapatkan keragaman karakteristik wilayah dan budaya. Jumlah penduduk tahun 2008 Kabupaten Magetan adalah 693.254 jiwa dan Kabupaten Gresik sebesar 1.156.812 jiwa. Jumlah penduduk miskin di Gresik 2009 adalah 213.322 jiwa dan di Magetan 2009 119.317 jiwa (Anonims, 2009). Kedua tempat tersebut memiliki potensi-potensi yang sebenarnya mampu membantu masyarakat miskin dalam meningkatkan kesejahteraannya.
Penelitian ini bertujuan  (1) memetakan kondisi sosial ekonomi masyarakat  miskin, kondisi infrastruktur dasar, persoalan sosial-budaya yang ada, dan potensi yang dimiliki, (2) mengidentifikasi keinginan, harapan, dan memprediksi peluang pengembangan ekonomi, dan (3) membuat perencanaan program pengentasan kemiskinan dan program pendampingannya.

Kondisi Eksisting Rumahtangga Miskin
Jumlah Rumahtanggamskin (RTM) di Desa Sumberdodol adalah 245 KK atau 737 jiwa (30% dari jumlah KK seluruhnya),  yang tersebar di Dusun Gelang 40%, Blaken 20%, Ngablak 20%, dan Mategal 20%. Sementara di Desa Metatu informasi terakhir terdapat 360 KK RTM atau 1342 jiwa yang tersebar 4 dusun, yaitu: Metatu 180 KK (50%), Dusun Medangan 114 KK (30%), dan Purworejo 76 KK (20%). Berdasarkan klasifikasi usia anggota RTM sebagian besar merupakan usia produktif. Tercatat lebih dari 60% usia anggota RTM berkisar 17 tahun – 55 tahun. Desa  Sumberdodol  masih  memiliki  23,5%   penduduk  usia  miskin  yang  berusia di atas 55 tahun. Berbeda dengan di Desa Metatu, dimana jumlah penduduk miskin di atas 55 tahun hanya 14,79% dan 0-5 tahun 3,34%, 6-16 tahun 18,51%, dan 17-25 tahun 18,52%. Sebagian besar penduduk dalam rumahtangga miskin berpendidikan berpendidikan rendah, yaitu SD/ MI/ SR. Lebih dari 65% RTM berpendidikan berpendidikan SD/ MI/ SR.
   Sumber air bersih yang digunakan adalah dari sumber mata air, khususnya untuk Desa Sumberdodol, dan air tandon hujan atau air di telaga untuk Desa Metatu. Kualitas air di Sumberdodol cukup bagus. Demikian juga dengan kuantitasnya cukup melimpah yang mengalir dari mata air. Berbeda dengan kondisi di Desa Metatu, kualitas air kurang bagus dan sangat terbatas , air keruh terutama musim kemarau dan kuantitasnya terbatas. Sebagian besar rumahtangga miskin telah memiliki fasilitas untuk pembuangan air limbah rumahtangga di rumah masing-masing, khususnya untuk buang air besar yaitu 66,36%. Pengelolaan sampah rumahtangga miskin pada umumnya bersifat individual. Sampah dikumpulkan di pekarangan, kemudian dibakar.
Permasalahan dan Harapan
Menurut persepsi RTM, kendala dominan yang dihadapi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup diantaranya tidak memiliki modal usaha (62,39%), kemampuan rendah (60,36%),  harga kebutuhan pokok yang terus meningkat (60,19%),  tidak memiliki pekerjaan tetap (57,66%), dan upah/ penghasilan terlalu kecil (49,07%).  Potensi atau kemampuan diri yang tidak sesuai dengan lapangan kerja, jumlah anggota rumahtangga yang cukup banyak juga menjadi kendala walaupun dalam presentase yang kecil. Di samping itu kemampuan sumber daya yang rendah merupakan kendala utama, khususnya di Desa Sumberdodol. Sementara di Desa Metatu kendala utama adalah tidak memiliki pekerjaan tetap.
Pemilihan Prioritas Program 
Berdasarkan hasil perhitungan score didapatkan pilihan program sesuai rating score. Tiga program yang terpilih berdasarkan nilai total score tertinggi :
-          Aspek sosial budaya : menciptakan usaha produktif, pelatihan dan pendampingan wirausaha, dan program penidikanpaket A, B, dan C.
-          Aspek ekonomi : Pelatihan dan pendampingan untuk keterampilan dan wirausaha, peningkatan keterampilan mencari peluang usaha, dan pendirian koperasi simpan pinjam
-          Aspek lingkungan : pengadaan air bersih, pengembangan desa dengan pendayagunaan air bersih, dan penanganan sampah rumahtangga.
Program-program yang terpilih baik antar aspek maupun sub aspek memiliki banyak kesamaan, dan hubungan yang saling mendukung. Sehingga dipadukan menjadi beberapa program yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan RTM di semua aspek. Dari program-program yang telah dipilih maka diharapkan program-program tersebut bisa bersinergi dan berkesinambungan dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat RTM. Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat RTM maka diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan.
sumber:Lantip TrisunarnoEddy Setiadi SoedjonoAgnes Tuti RumiatiSutikno